Pertemuan
Aku lupa bagaimana kita bertemu untuk pertama kalinya. Yang ku ingat sekarang, bertemu denganmu adalah salah satu hal yang membuatku terus bersyukur. Aku jadi tahu seberapa besar kemampuan dan kekuatan diriku sendiri. Terhitung belasan purnama yang telah aku lewati tanpa dirimu. Saat tangis itu pecah, ya, di saat yang sama ketika langit bulan Juni juga menumpahkan tangisnya, pesan darimu sampai untukku. Pesan bahwa kita tidak bisa lagi seperti dulu. Pesan bahwa kamu harus pergi dan mengejar mimpimu. Pesan yang menjadi pertanda aku harus berjuang menguat-nguatkan hatiku setelahnya. Nyatanya aku bisa. Aku tetap melanjutkan hidupku, bahkan lebih baik dari sebelumnya. Cerita tentangmu tertinggal di dalam ruangan yang ku sebut masa lalu. Sampai akhirnya kamu datang lagi. Pertemuan setelah ratusan hari saling sendiri. Hey, sebenarnya apa yang kamu mau?