Bersahabat di Dunia, Bertetangga di Surga


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hollaaa

Bismillahirrahmaanirrahiim

Salah satu dari goal di tahun 2019 ini adalah menulis catatan untuk blog sepekan sekali. Namun, hingga kini, akhir triwulan ketiga, tepatnya bulan September 9, 2019, belum ada sama sekali cerita yang di-post. Astaghfirullah...

Awalnya hal ini dikarenakan banyaknya kajian yang kuhadiri (weeeek :p) tiap pekannya di awal tahun. Lalu berpikir akan sulit untuk menuliskan semua itu satu persatu. Akhirnya…malah tidak ditulis sama sekali. Astaghfirullah...

Now here I am!

Aku mulai dari hari ini ya. Doakan ya teman-teman, 😊

Jadi Jumat malam lalu, aku dan Salwa, ke masjid Sunda Kelapa menghadiri kajian Paris. Kajian ini rutin dilaksanakan Jumat malam dan yang menarik, masjidnya selalu penuh saat kajian! Maa syaa Allah. Kemarin, tema kajiannya adalah “Bersahabat di Dunia, Bertetangga di Surga”. Pengisi kajiannya yaitu Syekh Ahmad al Misry.

Kali ini akan kutulis hanya dari catatanku saja yaa tanpa tambahan apa-apa lagi. Supaya tulisan ini bisa benar-benar di post dalam 1x duduk.

Lets check it out!

~Bersahabat di Dunia, Bertetangga di Surga~

Berbicara tentang cinta.
Tidak ada cinta tanpa pengorbanan.
Tidak ada pengorbanan tanpa ada rasa sakit.
Fitrahnya seperti itu.
Cinta yang paling utama adalah cinta kepada Allah. Kamu mungkin akan sakit awalnya karena harus menyesuaikan dan mengupayakan semua hal yang Allah cintai. Namun akhirnya akan indah. Percaya.

Tidak sulit melakukan pengorbanan untuk teman. Kita bisa saja melakukan apapun untuk teman. Yang sulit, adalah untuk mendapatkan teman yang tepat yang bisa kita berikan pengorbanan tersebut.
Pada waktu yang tepat, kau akan tahu sahabatmu yang sebenarnya. Jangan terkejut jika engkau melihat orang yang kau anggap musuh, justru menjadi teman terdekat. Begitu juga sebaliknya. Jangan heran jika akhirnya yang kau anggap sahabat, justru musuh terbesarmu. Maka tentukan sahabatmu. Tentukan sahabat yang bisa menjadi sebenar-benar sahabat. Yang bisa memberi syafaat untuk kita di akhirat kelak.

Ada berbagai macam jenis orang di dunia ini. Ada orang yang memujimu, berusaha memanfaatkanmu, ada yang benar-benar tulus, ada sebagian yang bersahabat di dunia tapi tak bertemu di surga, ada pula yang bersahabat di dunia hingga bertemu kembali di surga. Kamu mau yang mana?

Sekarang, coba perhatikan kontak di HP mu!
Dari sekian banyak kontak di HP itu, adakah kontak yang kira-kira bisa menyelamatkanmu dari chaosnya hari pengadilan kelak? Minimal simpan kontak ulama walau kita tidak pernah chat dan lain-lain.

Kamu akan bersama orang-orang yang kamu cintai. Kalau yang kamu cintai masuk surga, alhamdulillah. Kalau tidak? Astaghfirullah
Maka, hati-hati memilih orang yang kamu cinta.

Sebaik-baik orang yang kita cinta adalah Rasulullah SAW. Semua tentangnya adalah keteladanan.
Kalau nabi berjabat tangan, beliau tidak akan melepas tangannya sebelum orang yang berjabat tangan dengannya melepas jabatan terlebih dahulu. Sunguh indah akhlak beliau. Nabi Muhammad SAW selalu tersenyum kepada orang lain. Jika beliau dipanggil, seluruh badannya akan menghadap si pemanggil. Mengartikan bahwa beliau sangat menghargai lawan bicaranya dengan penuh.

Fadhillah ukhuwah Islamiyah:
  •       Merasakan manisnya iman
  •      Menjadi syafaat di akhirat
  •      Derajat tinggi di syurga dan mendapat mimbar cahaya
  •      Mendapat naungan pada hari kiamat

Ukhuwah bisa dicapai dengan adanya pendekatan. Salah satunya dengan menyenangkan hati orang lain. Misalnya kita sedang berkunjung ke rumah orang dan dalam keadaan puasa sunnah. Lalu tuan rumah mempersilakan makan, kita sebaiknya membatalkan puasa dan menerima tawaran makan tersebut. Menjawab ajakan tuan rumah dengan kata-kata yang menyenangkan hatinya.

“Sebenarnya saya sedang puasa, tapi kalau kamu menyuguhkan makanan seperti ini, ayolah, kita makan bersama. Pasti masakannya enak sekali ini.” kita ucapkan dengan wajah tersenyum berseri dan penuh ketulusan. 

Hal-hal semacam ini bisa kita lakukan untuk memperkuat ukhuwah.

Wallahu a’lam bishawab

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Komentar